Tuesday, October 26, 2010

Saat Aku dan Dia Merasa Dikhianati Dirimu

        Ini adalah kisah nyata, yang dialami oleh seorang gadis cilik. Nama gadis ini Afi, dia mempunyai seorang ayah yang pekerjaannya sebagai pengusaha dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Afi sering tidak ada di rumha, sebab ayahnya sering terlilit hutang yang besar dan pasti selalu ada orang yang menagih hutang ke rumahnya, maka dari itu Afi tinggal di rumah neneknya.
       "Ibu, kapan kita pulang?" Afi telah rindu pada teman-temannya di sana.
       "Nak, tunggu ayah pulang ya." Ibu Afi tidak pernah bercerita pada Afi tentang masalah keuangan keluarganya ini sebab ia pikir Afi belum tahu apa-apa. Dulu, Afi memang sempat diculik oleh seseorang yang ternyata adalah orang yang dipinjami uangnya oleh ayah Afi. Tapi hal itu tidak terjadi, sebab ibu Afi sudah datang untuk menjemputnya. Afi memang anak yang pandai, ia juga mengerti posisi ibunya walau ia hanya tahu bahwa ibunya seorang ibu rumah tangga yang banyak pekerjaan sehingga ia harus membantunya.
       Sudah satu minggu Afi berada di rumah neneknya, karena bertepatan dengan libur panjang maka Afi menikamtinya dengan bermain bersama teman barunya Heni. Afi hanya tinggal bersama ibu dan neneknya saja, ayahnya sibuk bekerja dan tidak kunjung pulang. Afi kadang iri pada Heni karena ia memilki keluarga yang utuh dan selalu ada.
       Malam Senin, tepatnya saat hari libur Afi usai ayahnya pulang, seperti biasa ayahnya meletakkan HP di atas meja rias. Saat ayahnya mandi, HP itu berbunyi dan Afi melihatnya. Ada sebuah sms dari Eri, lekas Afi membacanya
       pak, saya mau pinjam uang lima ratus ribu. saya butuh segera, saya rela pak jadi selingkuhan bapak.
       Seusai membaca sms itu, Afi menangis dalam kamar dan menjauhi ayahnya. "Aku sayang ayah, tapi kenapa ayah begitu?" gumam Afi sendirian di kamar. Afi ingat Eri, dulu saat ayah Afi tidur HP ayahnya berbunyi lalu Afi disuruh membacanya, saat Afi berkata "Eri" ayahnya langsung bangun dan merebut HPnya dari anaknya. Afi hanya bingung dengan sikap ayahnya, ternyata Eri itu selingkuhan ayahnya. Cukup sehari ayah Afi istirahat lekas berangkat kerja dan lama tak pulang.
       Suatu hari Afi memberanikan diri untuk mengatakan apa yang telah ia lihat waktu itu. Ibunya sangat kaget dan merasa dikhianati sekali dengan suaminya. Langsung saja ia menelpon suaminya dan bertengkar hebat ditelpon. Afi langsung masuk kamar dan terus menangis, sampai akhirnya ibunya menghampiri.
       "Jika ayah mu tetap begitu lebih baik kita pindah ke rumah nenek di desa." Afi memelku ibunya, mereka menangis bersama meratapi kehidupan yang begitu menyakitkan ini. Saat ayahnya pulang mereka berembuk dan merundingkan tentang hal ini, Afi hanya bisa menangis mendengar kedua orang tuanya perang mulut.
       "Ayah tidak memikirkan kami, lihat ayah sekarang ayah sudah renta!" ucapan Afi hanya dibalas dengan senyuman sinis ayahnya. Jujur Afi saat itu merasa sangat kesal terhadap ayahnya, begitu juga ibunya. Ibunya berkata bahwa sikap ayahnya tidak pernah berubah, Afi pun tambah kaget karena baru mengetahui bahwa ayahnya itu seperti itu sikapnya.
       Ibu Afi tetap berusaha tabah dan berusaha memaafkan suaminya, tapi Afi di dalam hatinya ia masih memendam rasa kecewa terhadap ayahnya. Sampai akhirnya hal itu kembali terjadi.
      "Yah, sudah cukup ibu menahan rasa sakit hati yah. Jika ayah tidak mengindahkan apa kata ibu lebih baik ayah tidak usah ada di kehidupan kami!" Ayah Afi pun bersujud di kaki ibu Afi seraya memohon ia berkata bahwa ia sangat mencintai ibu Afi. Itulah akhir dari masalah yang terjadi dan semuanya telah diselesaikan dengan cara baik-baik.



.

No comments:

Post a Comment

ayo komentar postingan ini, pasti komentar kalian akan sangat berguna buat saya khususnya. komentar ya....