Sunday, November 21, 2010

Playboy in The Scholl

Playboy In The School
                Cakka, nanti sore jalan yuk
                Sayang, pulang sekolah anterin shopping yah…
                Honey, malem nonton yuk.
                SMS di hape Cakka penuh SMS dari semua pacarnya, Cakka memang punya banyak pacar. Bukan karena punya sifat playboy, tapi karena Cakka tidak tega menolak semua yang nembak dia. Makanya sekarang Cakka dijuluki Playboy In The Scholl atau PTS. Jelas Cakka merasa tidak nyaman dengan semua perlakuan pacarnya, dan sampai sekarang Cakka belum menemukan seseorang yang benar-benar ia cintai.
                Maaf, kita resmi putus sejak hari ini! Keputusan Cakka telah bulat, hari ini Cakka akan mengakhiri semua hubungan dengan pacarnya! Spontan semua pacar Cakka tidak mau hal itu sampai terjadi, tapi Cakka tidak merespon semua balasan SMS dari mantan pacarnya.

                “Ka, lo putusin semua cewek lo?” tanya Ray sahabatnya.
                “Iya, kenapa dek? Masalah?”
                “Banget! Semua cewek lo yang ngandalin gue sebagai perantara pada demo ke gue, SMS dari tadi malem sampe sekarang selalu ada. Makanya hape gue tinggal, males gue! Eh, maksud gue Cakka bukan kakak.”
                “Lo aja males, apalagi gue Ray. Dari semua cewek nggak ada yang gue suka.”
                “Serius? Bukannya lo jatuh cinta sama Shilla?”
                “Ha? Shilla? Setelah gue tahu Shilla nggak menarik.”
                “Mau lo kayak apa sih?”
                “Cewek idaman gue tuh, setia, putih, pinter, sholeha, baik, cantik, tinggi, perfectlah.” Ucap Cakka sembari melihat sesosok anak baru yang lewat di depannya.
                “Jangan bilang lo suka sama anak baru itu!”
                “Bener, Ray!” Cakka pun berlari mengejar cewek itu, tapi…
                “Pagi kak Alvin!”
                “Pagi  Yang, nggak nyangka kita satu sekolah.”  Cewek itu memeluk Alvin, langsung Cakka merasa hatinya hancur dan terasa perih.
                “Eh, Cakka! Dik, aku titip Ivon ya. Dia nanti bakal masuk kelas kamu.”
                “Siap, kak!” Cakka merangkul Ivon dengan PeDe dan tanpa rasa malu padahal masih ada Alvin.
                “Kenalan boleh, asal nggak pakai rangkulan gitu!” Cakka langsung melepas tangannya dari bahu Ivon.
                “Kamu Cakka ya?”
                “Iya, nama kamu siapa?”
                “Ivon,” perkenalan itu membuat Cakka bahagia, sebab ia telah menemukan pujaan hati yang dicarinya.
                “Kak Alvin, pacar kamu?”
                “Ah, iya. Kenapa? Cemburu ya?”
                “Tahu aja kamu!” Ups, keceplosan.
                “Aku bilangin ke kak Alvin lho!”
                “Jangan, Von! “

                Von, aku suka sama kamu!
                g prcy, bktiin bsk dsklh!
                “Katanya suka sama aku.” Sindir Ivon pada Cakka.
                “Nggak berani sampe pacaran, Von. Mending kita TTM aja. Biar kak Alvin jugga nggak kashian.”
                “O.K.” Sejak saat itu Ivon dan Cakka menikmati hari bersama, duduk berdua, makan berdua, jalan-jalan berdua, pokoknya hampir satu sekolah tahunya Ivon pacarnya Cakka. Tapi setiap ditanya pasti jawabannya ‘Kita nggak pacaran!’
                Sudah sekitar 4 bulan Cakka dan Ivon TTM-an, dan mereka tetap menjalaninya dengan suka cita. Sebenarnya Ivon bukan pacarnya Alvin, tapi mereka itu hanya bersaudara. Dan sampai sekarang Ivon masih merahasiakannya.
                “Von, kak Alvin dateng tuh. Cepet jauh-jauh!” komando Cakka, dia memang selalu siap siaga jika Alvin lewat di depan mereka.
                “Dik, nanti kumpul, kan?” Alvin menepuk bahu Ivon.
                “Ah, iya dong. Nanti mama kakak ikut, nggak?”
                “Hmm, nggak tahu juga, Von. Tenang nanti papaku pasti dateng.” Kemudian Alvin berlalu, langsung Cakka mengambil jarak dekat lagi dengan Ivon.
                “Mau ngapain nanti, Von?” Ivon , menahan tawanya, tapi kemudian menjawab.
                “Mau ngelamar aku! Hahahaha”
                “Lho, kok ketawa?”
                “Kamu nggak ngerasa ya? Aku sama kak Alvin tuh masih sepupu. Mana mungkin pacaran? Aneh-aneh aja.”
                “Tapi kok waktu itu kak Alvin panggil Yang?”
                “Nama aku kan Ivon Hani Qayang. Jadi kak Alvin panggil aku Qayang, atau Yang.”
                “Jadi? Selama ini sama aja kita kayak pacaran dong?”
                “TTM, Cakka!” Ivon mengacak-acak rambut Cakka.
                Hari itu jadi hari perenungan buat Cakka tentunya, karena dia baru sadar bahwa ia dan Ivon sudah sangat dekat. Sebenarnya ia ingin menyatakan cintanya, tapi karena pertama kali jadi sedikit grogi. “Gimana sih cara nembak cewek?” gumam Cakka sendiri.
                “Aku tahu caranya!”
                Esoknya pelajaran seni musik Cakka membawa gitar, kebetulan pelajaran seni musik adalah pelajaran terakhir jadi bisa latihan dulu.
Oh… Yeah heah yeah…Mmm. I'd wait on you forever and a day, hand and foot, your world is my world, yeah… Ain't no way you're ever gon' get, any less than you should, cause baby. You smile I smile, oh….. Cause whenever, you smile I smile…” tepuk tangan mengiringi selesainya latihan Cakka. Cakka langsung bingung kenapa semua teman sekelasnya bertepuk tangan? Tapi ya sudahlah…..                “Cakka, bagus banget!” Ivon pun memeluk Cakka, nah kesempatan ini tiak disia-siakan oleh Cakka.
“It’s a big big world, tt’s easy to get lost in it, you’ve always been my girl, and I’m not ready to call it quits, we can make the sun shine in the moonlight, we can make the great clouds fill the blue skies, I know it’s hard baby believe me…”
“Lagu ini buat kamu! Aku cinta Ivon Hani Qayang! I Love You Ivon!” Semua tercengang mendengar penutup lagunya itu, terutama Ivon.
“Cakka? Jadi selama ini kamu anggep aku suka sama kamu?”
“Kalau itu aku nggak tahu, tapi aku ingin kamu jadi pacar aku.”
“Sini!” Ivon menggeret tangan Cakka mengajaknya pergi dari kerumunan di kelas.
“Kamu bilang kita cuma TTM.” Ivon mendahului percakapan ini.
“Tapi setelah tahu kamu bukan milik kak Alvin, aku beranikan diri untuk nembak kamu. Apa salah?”
“Maaf, Cakka. Tapi kamu sendiri yang nyuruh kita cuma TTM-an aja, jadi aku nurut apa kata kamu. Dan asal kamu tahu sekarang aku udah pacaran sama… Ray!”
“Apa? Kamu nggak salah pilih?”
“Nggak Cakka, aku tahu kamu tuh perfect tapi aku cuma sayang sama Ray. Maaf, ya…” Kemudian Ivon memeluk Cakka sebagai tanda permintaan maaf.
“O.K. Aku bisa nerima semuanya, tapi kita tetap TTM-an kan?”
“Siap! Aku janji saat aku sudah putus sama Ray, aku bakal nerima kamu!”

Sejak saat itu Cakka pun mengerti apa itu cinta, yaitu tak harus memiliki. Dan harus secepatnya menyatakan perasaan itu pada orang yang kita cintai, sebab mana kita tahu bahwa dia telah dimiliki orang lain? Kalau tidak segera bisa-bisa diambil orang. Nah ini juga penting, yaitu menunggu!




No comments:

Post a Comment

ayo komentar postingan ini, pasti komentar kalian akan sangat berguna buat saya khususnya. komentar ya....