Friday, February 18, 2011

Pasti Nggak Mungkin!

“Hanya ini yang ku berikan, sepotong bunga yang penuh harapan…..” Zizi bernyanyi di depan teman-teman dan juga guru seni musiknya, memang hari ini adalah hari dimana seluruh siswa harus Ujian Praktek dan seluruh siswa diwajibkan bernyanyi. Tak hanya itu seluruh siswa juga harus memainkan alat musik, menyanyikan lagu wajib, dan lain sebagainya. Seusai Zizi bernyanyi tepuk tangan mengiringi langkah Zizi menuju tempat duduknya.
“Selanjutnya Raka!” Raka pun melangkah ke depan kelas.
“Her eyes, her eyes, make the stars look like they're not shining…..” ternyata Raka menyanyikan lagu Just The Way You Are, salah satu lagu kesukaan Zizi. Selama Raka bernyanyi ia terus memperhatikannya dengan saksama.
“When I see your face, there's not a thing that I would change, cause you are amazing, just the way you are” terdengar Zizi ikut-ikutan bernyanyi padahal teman-temannya tidak ada yang ikut bernyanyi :p
“Raka, sesi nyanyi lagu asing itu nanti setelah ini, sekarang kamu nyanyi lagi tapi lagu Indonesia.” Akhirnya Raka bernyanyi kembali.
“Semakin ku memikirkanmu semakin ku menggilaimu kau bintang di hatiku terangi setiap langkahku” selalu Zizi menatap Raka ketika ia bernyanyi bahkan sampai Raka kembali menuju singgasananya.
Sesi selanjutnya menyanyikan lagu asing dengan alat musik, dan giliran pertama Zizi. Ia menyanyikan lagu One Time dengan gitar kesayangannya, ketika ia bernyanyi teman sekelas pun ikut bernyanyi sungguh menyenangkan. Dilanjutkan Raka pada giliran ke-4 , sekarang ia menyanyikan lagu U Smile pasti dengan gitarnya yang berwarna merah itu. Seperti biasa Zizi ikut bernyanyi dengan suara sedikit besar dari yang tadi.
“Ujian Praktek ini benar-benar bisa membuat aku mencurahkan segala isi hatiku” batin Zizi sambil melangkah keluar kelas.
“Zi, tadi yang lagu bunga harapan lagunya siapa? Bagus amat” jantung Zizi berasa mau copot ketika Raka bertanya padanya.
“Itu lagunya Still Here Band, tahu nggak?” disitulah Zizi dan Raka mulai berbicara panjang lebar, ya walau hanya seputar lagu itu saja. Tapi bagi Zizi itu adalah anugrah terindah, sampai di gerbang sekolah pun Zizi sudah tidak berdampingan lagi dengan Raka melainkan bergabung bersama teman-temannya.
“Zi, lu tadi keren!” puji salah satu teman Zizi, ia pun hanya bisa berkata terima kasih. Sambil curi-curi pandang Zizi mengawasi Raka dari jarak yang lumayan jauh. Tak lama jemputan Zizi pun datang dan ia pun menaiki mobil pribadinya itu, dari dalam mobil dia terus menatap Raka yang sedang bercanda di depan gerbang sekolah.
“Wah, tadi aku di ajak ngobrol sama dia. Pas dia nyapa, Zi, bener-bener menyentuh.” Batin Zizi sambil senyum senyum sendiri. Hari ini memang hari yang bisa dibilang spesial bagi Zizi, selain mendapat pujian dari guru dan teman-temannya ia juga mendapat pujian dari Raka.

“Zizi itu cewek yang perfect banget, tapi apa iya dia suka sama aku? Walau dulu ada yang bilang gitu.” Batin Raka saat melihat Zizi naik mobil. Tak lama setelah kepergian Zizi, sebuah motor berhenti di hadapannya.
“Kak, yang bawa motor aku ya?” tawar Raka pada kakaknya, dan akhirnya Rakalah yang mengemudikan motor. Sesampainya di rumah Raka langsung membawa gitarnya tadi ke kamarnya. Di dalam kamarnya ia memainkan gitarnya sambil senyum senyum sendiri.
“Heh, Raka! Lagi jatuh cinta ya? Senyam senyum sendiri.” Raka hanya tersenyum dan kembali pada hobinya itu. “Apa mungkin dia juga suka sama aku?”

“Apa mungkin dia suka sama aku?” gumam Zizi sambil mendengarkan lagu favoritnya Just The Way You Are. Perasaan itu sudah ia rasakan sejak awal bertemu sampai sekarang tak pernah berubah, walaupun tak pernah mendapat balasan tapi ia senang bisa mencintai orang lain. Kadang ia berpikir bagaimana jadinya jika Raka juga mencintainya? Tapi ia tahu pasti tidak mungkin terjadi.
“Pasti nggak mungkin! Udah Zi, nggak usah kebanyakan ngarep!” iapun memukul mukul kepalanya dengan bantal yang ada di dekatnya. Zizi adalah orang yang banyak bermimpi, tapi sering pesimis, dan salah satunya yaitu masalah cinta. Selama ini Zizi selalu menutup hatinya buat cowok yang suka sama dia, kecuali yang dia suka, dan sampai saat ini ia belum ada yang menjadi pacarnya Zizi.
Aku takut kamu pergi kamu hilang kamu sakit aku ingin kau di sini di sampingku selamanya. Dering handphone Zizi membuyarkan lamunannya, ternyata sms dari Dewi.
“Besok valentine, anterin aku nyari coklat yuk buat ayangku #memelas” begitu bunyi sms Dewi, dengan langkah berat Zizi menuju rumah Dewi yang hanya berbeda beberapa blok saja. Sesampainya Zizi di rumah Dewi, Zizi bertemu Vino.
“Zi, lo ngapain di sini?” tanya Vino.
“Mau nemenin Dewi beli coklat” jawab Zizi dengan nada menyepelehkan.
“Sama dong, bareng yuk, nanti naik mobil gue.”
“Nggak usah repot-repot, kita bakal jalan pake mobilnya Dewi kok,” tanpa pamit Zizi nyelonong masuk rumah Dewi, walau belum ada tanda-tanda Dewi keluar.
“Dewi!” teriak Zizi, langsung Dewi turun ke bawah menemui Zizi.
“Ada apa sih teriak teriak? Untung kagak ada bonyok gue.”
“Tuh!” tunjuk Zizi ke arah luar, kemudian Dewi melihat dari balik jendela. Dewi pun tertawa kecil, sambil menunggu Vino menjauh dari pekarangan rumah Dewi, mereka menuju garasi untuk mengambil mobil. Tak lama mereka sudah berada di jalan menujuu sebuah toko kue yang terkenal dengan kue coklatnya.
Mereka mulai memasuki toko itu, ternyata hari ini toko begitu penuh, sampai mereka tidak bisa melihat kue apa saja yang disajikan di toko itu.
“Aduh!” rintih Zizi yang kakinya diinjak oleh seseorang.
“Eh, sory. Mana yang sakit?”
“Raka?”
“Zizi?”
“Ngapain di sini?” kata mereka bersamaan.
“Nemenin Dewi” “Nemenin kakak” jawab mereka.
“Kenapa tiba-tiba deg-degan gini ya?” batin mereka berdua. Setelah insiden itu, Raka membawa Zizi keluar toko dan duduk di luar meninggalkan kakaknya Raka dan Dewi.
“Besok, valentine ya?” ucap Raka memulai pembicaraan.
“Iya,” jawab Zizi malu-malu.
“Pasti dapet coklat nih dari pacar lu” Zizi pun menatap mata Raka tajam.
“Pacar? Boro-boro punya pacar, pacaran aja belom pernah, ngaco kamu!” terlihat raut wajah Raka mulai berubah. Lalu Raka mengambil sesuatu dari sakunya.
“Ini coklat buat kamu, kasian kamu nggak dapet coklat” Raka pun membelai rambut Zizi pelan, walau Raka sadar bahwa sekarang ia tidak bisa bersama dengan Zizi sebab sekarang ia masih berstatus pacaran.
“Thank’s ya Ka, kamu mau kan ngasih aku coklat tiap valentine? Dan janji selalu ada di samping aku? Jadi ….” Zizi menggantungkan pernyataannya.
“Pasti aku mau, Zi. Kita bakal jadi sahabat, OK?” Zizi mengangguk mantap. Dewi dan kakaknya Raka keluar dari toko kue bersamaan sambil membawa kue coklat, dan menghampiri mereka.

“Zi, lu dicariin malah mojok sama Raka. Untung tadi gue liat lu, kalo nggak sampe tuh toko tutup kita nggak bakal ketemu.”
“Maaf, abis lu ninggal gue, eh pas mau ngejar lu malah gue ditabrak si Raka” Zizi pun menceritakan bagaimana tadi ia berbincang-bincang dengan Raka.
“Lu suka ya sama Raka?” Zizi langsung memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil sambil pura-pura tidak mendengar.

“Gebetan baru, dek?” tanya kakak Raka.
“Au ah,” jawab Raka sambil senyum-senyum sendiri.

“Sebenarnya aku mau bilang kalau kita jadian, tapi kamu cuma anggep sahabat, nggak apalah dari pada cuma temen” gumam Zizi saat ia mulai terlelap.

“Sedikit lagi aku udah bisa dapetin kamu, Zi. Tapi emang nggak sekarang, aku yakin kita akan bersama, jiah lebeh amat.” Raka pun mulai menutup matanya sambil membayangkan Zizi.


“Happy Valentine Day’s Zizi, ini coklat buat kamu” serah Vino pada Zizi, Raka yang melihat itu langsung memanas lantas menghampiri Zizi.
“Zi, lu dipanggil Bu Sarah, cepet ke sana!” Raka pun mendorong tubuh Zizi dan perlahan menjauhi Vino.
“Emang ada apa sih?”
“Usstt!” kata Raka sambil menutup mulutnya dengan telunjuknya, Zizi hanya bisa menggaruk kepalanya. Sampai di taman sekolah barulah Raka angkat bicara.
“Aku nggak suka kamu nerima coklatnya si Vino, kan aku udah ngasih coklat ke kamu jadi kamu jangan nerima coklat lagi.”
“Kamu cemburu ya? Hahahaha!” tawa Zizi disusul Raka, mereka pun tertawa dalam kebahagiaan.
“Hahaha, iya sih”
“Apa? Ulangi lagi!”
“Ah, nggak nggak, tadi cuma omong kososng aja kok”
“Beneran juga nggak papa kali, Ka. Hehehehe”
“Jadi? Kamu mau jadi pacar aku?”
“A… apa?” Zizi berpikir cukup keras tentang hal ini, dia nggak mau salah ambil pilihan. “Ya!”
“Bener, Zi? Serius lu? Mimpi nggak gue?”
“Yaudalah, udah masuk nih yuk masuk kelas!” Zizi pun mengajak Raka untuk masuk ke dalam kelas. Di kelas mereka tak hentinya saling memberi senyum satu sama lain, hari yang spesial dengan kejadian yang spesial juga. Tapi………
“Raka, thanks coklatnya” Ucap Jennifer saat bertemu dengan Raka di kelas, Zizi hanya bisa menatap Raka tajam dengan wajah yang cemberut.
“Ya,” jawab Raka enteng.
“Senengnya bisa ngasih coklat ke orang yang disayang, apalagi……”
“Zi, maksud lu apa? Tadi tu bukan, kayak, ah pokoknya bukan!”
“Kenapa lu yang sewot?”
“Lu nyindir gue kan? Udah deh kalo lu nya gitu,” Raka pun pergi meninggalkan Zizi, dan begitu juga Zizi dengan raut wajah yang kusut. Sampai malam hari pun mereka nggak juga nelpon atau sms satu sama lain.
Zi, mungkin lu salah paham. Tadi coklat buat Jennifer itu coklat dari kakak gue, lu mau kan maafin gue? Menerima sms itu Zizi akhirnya sadar kalau ia memang salah.
Ya, gue maafin, tapi harusnya lu jelasin ke gue pas tadi siang
Lu mau sesekolah tau kita pacaran, ga kan?
Iya juga si. Tapi sekarang lu udah nggak punya pacar selain gue kan? SMS itu membuat Raka berpikir, sebenarnya sekarang ia punya dua pacar.
Jujur gue masih punya cewek lain
O.K. gini aja, sekarang kita putus ga usah pacaran lagi, kita sahabatan aja. Lagipula kalo lu mutusin pacar lu sekarang nanti dia malah bunuh diri lagi.
Hahahahahahahahahahahaha, ok sahabat!

Sejak hari itu pun mereka sudah tidak punya hubungan spesial lagi selain SAHABAT. Kadang persahabatan antara cewek dan cowok itu jauh lebih indah daripada kalau mereka pacaran, jadi sebenarnya sahabatan itu lebih enak ketimbang pacaran. Bayangin aja kita harus jaga sikap supaya pasangan kita nggak jelous, tapi kalau sahabat ya udah jalani aja kayak saudara.

No comments:

Post a Comment

ayo komentar postingan ini, pasti komentar kalian akan sangat berguna buat saya khususnya. komentar ya....