Friday, May 11, 2012

True Love



Cast: Harry
         Jane
         Lauren
Genre: Romance

ini fanfict pertamaku tentang One Direction, dan aku cuma ngambil Harry. ini buka FF terbaikku -__- maaf kalau rada jelek :P

--------


Ketika sebuah cahaya mulai meredup kupastikan segala yang ada sudah terlelap. Mulai melangkah sesuai hembusan angin yang membawaku, untuk sekadar menghilangkan keingin tahuanku pada dunia ini. Seandainya aku diberi waktu lebih, aku pastikan aku juga akan berakhir tragis, sampai sekarang aku tidak menemukan sosok yang bisa membuatku bertahan. Dunia ini begitu keras untuk dijalani, dan itu tersirat dari semua pikiran yang muncul dipikiran orang-orang. Aku bersyukur aku tidak pernah merasakan hal yang serumit dan menyakitkan yang mereka bilang cinta.
“When he opens his arms and holds you close tonight, it just won’t feel right,” apa benar yang kudengar? Seseorang sedang bernyanyi? Ya, sebagai makhluk lain aku diciptakan untuk tertarik dengan sebuah harmoni yang diciptakan mereka, setiap alunan yang mereka serukan adalah energy untukku, dan aku akan mendekat bila mereka mulai bersorak.
“Cause I can love you more than this, yeah,” dengan cahaya rembulan yang lembut, siluetnya mulai terlihat. Benarkah yang kulihat? Dia begitu indah, dan aku menyukai setiap ciptaan-Nya yang begitu sempurna ini. Perlahan aku mulai menampakkan diri, dengan sosok layaknya kaum seperti mereka, mulai mendekat dan duduk disampingnya.
“What are you doing here?” sapaku dan ia terlihat terkejut dengan kehadiranku. Dia melihatku sejenak dan mulai mengembangkan dua sudut bibirnya, aku terhenyak menikmati senyuman yang ia berikan.
“Hmm… I can’t close my eyes, maybe I feel insomnia,” memilih bernyanyi ketika merasa sulit tidur? Dia aneh, kebanyakan orang menghitung domba dan mulai terlelap karena merasa lelah dan bosan menghitung, tapi dia?
“And, what are you doing? Its 10PM,” dia terlihat sangat ingin tahu, dia terus menatapku dan menunggu jawabanku.
“I feel bored,” jawabku singkat, ia terlihat menganggukkan kepalanya, terlihat berpikir?
“You want to play this guitar?” ajakan yang kutunggu, dan aku menganggukkan kepalaku. Dia mengajarkanku lagu yang tadi ia nyanyikan, lagu ini memiliki arti yang dalam dan ia terlihat sangat menghayati lagu ini. Apa sekarang ia sedang merasakannya? Aku tak berani bertanya, takut satu makhluk ini jauh lebih dalam dengan rasa sakitnya. Ketika malam mulai pekat ia merasa rasa kantuknya mulai datang, dan ia memutuskan untuk pulang.
“Where do you home?” aku tergesa dan menunjuk rumah bergaya minimalis dan terlihat redup tapi lembut. Dia kemudian berjalan mendahuluiku dan ia mengantarku sampai depan rumahku (sebenarnya ini hanya sebagai pemanis untuk penyamaranku).
“Harry,” ucapnya ketika kami sudah berada di depan rumah.
“Lauren,” balasku dan ia menjabat tanganku. Kemudian dia pergi dan mulai hilang dalam gelapnya waktu yang telah Tuhan tentukan. Apa ini pertemuan terakhir? Entahlah, aku hanya harus menunggu garis takdir yang telah dituliskan. Merasa rumah yang ada dihadapanku adalah rumahku, aku mulai menyamarkan diri dan menembus masuk dan melihat isi rumah itu. Rumah itu terlihat rapi, dan seperti yang terlihat dari luar bahkan keadaan dalamnya sangat nyaman. Aku bergegas menuju sebuah pintu yang terlihat menuju kamar seorang perempuan. Kosong? Kulihat banyak wajah lain yang terpasang didinding, kuperhatikan dan kudapatkan wajah Harry. One Direction. Apa dia seorang penyanyi? Merasa tidak begitu tertarik aku beralih pada foto seorang gadis manis yang sedang tersenyum indah. Harusnya ini adalah pemilik kamar, tapi kemana dia? penasaran aku mencari kamar orang tuanya. Sang ibu terlihat terus menangis, dan suaminya mencoba menenangkannya. Dan kuketahui anak mereka sudah meninggal. Kuputuskan untuk pergi dari rumah itu, aku tidak merasakan aku akan menemukan tujuanku diciptakan disini. Tujuan? Ya, ini tujuan dari Tuhan. Mengirimkanku agar aku tahu arti cinta yang sesungguhnya, entah yang kau rasakan pahit atau manis.
Fajar mulai menampakkan dirinya, aku putuskan untuk meminta izin dan aku kembali menjelma seperti mereka. Menyusuri jalanan kota yang ramai, dan kulihat banyak orang mengantri didepan sebuah gedung besar. Dan kuketahui akan ada konser One Direction di tempat ini segera. Kuputuskan untuk menyusup dan kupastikan aku mendapat tempat terdekat dengan stage. Ketika mulai menyeruak dan kulihat Harry tepat menatap dimana aku berada, dan ia melambaikan tangannya, dan hanya kubalas dengan senyumku. Gadis disampingku terlihat sangat senang, mungkin ia tak melihat jelas dimana pusat perhatian Harry tertuju. Aku menikmati suguhan yang mereka berikan, aku cukup tertarik dengan harmoni yang mereka ciptakan, tak heran ribuan orang terhipnotis dengan yang mereka suarakan. Mereka selesai dengan pertunjukkan, dan aku memilih cepat pergi dari tempat ini.
“Lauren!” teriak seseorang di belakangku. Kudapati Harry berada disana, dan dia terlihat berlari ke arahku.
“Can you help me?” aku bingung, tapi aku putuskan untuk membantunya. Dia mengajakku kesebuah toko aksesoris, dan ia mencoba memilihkan beberapa aksesoris untukku. Dia memasangkan sebuah bando di kepalaku, ia tersenyum dan mengambil bando, kemudian dia juga memasangkanku sebuah cincin couple, gantungan kunci couple, dan banyak benda lain yang ia beli. Ia membelikannya untukku, dan semua barang berbau couple ia gunakan juga. Kemudian ia mengajakku untuk menonton film, ia menggandeng tanganku. Kurasakan nafasku mulai tak bisa diatur, Tuhan haruskah aku merasakan cinta saat ini?
“Thank you for today, see you tomorrow!” pamitnya saat ia kembali mengantarku ke rumah. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Mengetuk pintu pemilik rumah ini? Memohon mengizinkan aku berpura-pura sebagai anak mereka? Aku takut Harry semakin curiga karena aku tidak pernah mengizinkannya untuk mampir ke rumah, padahal dia pernah menanyakannya. Kuberanikan diri untuk mengetuk pintu, dan sang ibu mulai menunjukkan diri dibalik pintu. Dia terlihat terkejut, dan matanya mulai berkaca-kaca, kenapa? Suaminya mengekor dibelakangnya dan ikut terkejut seperti sang ibu. Melihat mereka yang kebingungan aku putuskan untuk meninggalkan rumah itu.
“Jane! Comeback!” teriak ibu itu dan ia langsung memelukku erat. Jane? Aku ini Lauren, dan mengapa dia memelukku.
“Please don’t go again my daughter,” anak? Apa wajahku terlihat seperti anaknya? Jujur sejak aku diciptakan aku dilarang keras untuk melihat cerminan diriku sendiri, ancaman karena jika aku melihatnya cerminan itu malah akan memberi kilauan yang kelak bisa kembali merenggut nyawaku. Aku pasrah aku hanya bisa terdiam, dan aku diajak untuk masuk ke dalam rumah itu. Aku mulai membuka suara, kukatakan yang sejujurnya bahwa aku bukan Jane, mereka sadar dan mereka justru memintaku untuk tinggal bersama mereka, menjadi anak mereka layaknya Jane. Tuhan mengapa ini terjadi?
Hari ini aku akan pergi ke sebuah butik bersama Harry, dia bilang dia akan membeli sebuah baju, dan aku diajak untuk menemaninya. Aneh? Entahlah. Harry menjemputku, dan kulihat sang ibu tersenyum ramah kepada Harry, apa mereka saling mengenal? Jelas, Harry kan penyanyi terkenal. Saat memilih baju, kembali Harry terlihat menyocokkan sebuah baju dihadapanku dan ia membelinya. Dia terlihat bahagia dan matanya mulai berkaca-kaca, akankah ia menangis? Apa penyebabnya? Kusentuh bahunya ia menatapku sayu dan ia memelukku erat. Kenapa? Apa yang terjadi. Kubiarkan ia tenang, dan ia melepaskan pelukannya, setelah menyeka airmatanya kami memutuskan untuk pulang.
“Are you okay?” tanyaku padanya saat sedang perjalanan pulang. Ia mengangguk pelan dan terus berkonsentrasi pada mobilnya. Merasa sedikit canggung kuputuskan untuk memutar sebuah lagu. Ketika mulai mengalun Harry menghentikan mobilnya dan segera mematikannya.
“Don’t turn on the music player when I driving!” bentaknya padaku, kembali kulihat matanya mulai berkaca-kaca.
“Please, give me one more chance. I’ll be your life safer. Don’t leave me again,” dia memelukku erat dengan tangisan lembut yang ia suarakan, aku bingung apa yang sebenarnya terjadi?
“See you Jane,” ucapnya saat mobilnya mulai menjauh dari rumah. Jane? Apa dia lupa bahwa aku Lauren? Dan dia kenal Jane? Merasa ada sesuatu yang ganjal aku masuk ke dalam kamar Jane, aku ingin mencari sebuah bukti agar jalan hidupku semakin jelas. Dapat! Kubaca diary milik Jane, ada nama Harry disitu. Dia menceritakan banyak hal yang ia lalui bersama Harry, terasa indah melihat kebersamaan mereka dulu. Dan dihalaman terakhir ia tulis,
Tonight, Harry invite me to come to his house. He’ll pick me up, and we will have a candle light dinner. Will he say love to me? God make this night is my best night!
Akhir halaman, ia tak menulis bagaimana makan malam mereka, bagaimana Harry menyatakan cintanya. Mungkinkah ia meninggal saat sedang makan malam bersama Harry? Aku benar-benar penasaran dan kuputuskan untuk menanyakannya pada sang ibu. Dan kudapatkan jawaban seperti apa yang aku pikirkan. Harry menganggapku Jane, dia hanya mengharapkan Jane. Bukan aku Lauren. Baiklah sekarang aku mulai paham, mengapa ia sering memanggilku Jane saat ia tak sadar, saat ia marah ketika aku memutar musik di mobilnya, itu Jane semuanya Jane. Tak ada aku dihatinya, Tuhan aku memang bukan tercipta untuk merasakan cinta. Tapi mengapa saat kau menurunkanku kau berkata bahwa cinta yang membawaku dalam keindahan hidup?
Dadaku mulai sesak aku kembali merasakan saat aku dihempaskan dibumi, kesepian yang teramat dan kenyataan pahit saat aku terpisah dari malaikat lain. Butiran ini terasa dingin, aku menangis? Rasa cinta yang mulai menyeruak berubah menjadi rasa benci, mengapa Harry harus mencintaiku sebagai Jane, bukan sebagai diriku sendiri? Apa aku tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk bisa merasakannya? Aku mulai menyeka air mataku, dan aku melihat 3 butiran permen yang ada di tanganku. Permen ini?...
Permen pertama bisa membawamu kembali dalam masa lalu dan melihat apapun yang terjadi apapun yang kau ingini. Permen kedua, kau bisa melakukan apapun untuk merubah masa depanmu di masa lalu, dan semua akan dimulai dari awal saat kau merubahnya. Permen ketiga, relakan jiwamu dan kau dapatkan arti sesungguhnya.
Benar, aku bisa menggunakan permen ini. Ini semua demi Harry, aku bisa merubahnya, merubah takdirku sekarang. Aku langsung memakan permen pertamaku, kurasakan dunia berputar cepat sangat cepat dan aku berada di sebuah rumah, Harry dan Jane terlihat mesra keluar dari mobil. Cepat aku ikuti mereka, aku rasa aku tak terlihat sekarang. Mereka terlihat berbincang, Harry mulai memutar lagu dan mereka dengan gembira bernyanyi bersama, sampai konsentrasi Harry mulai buyar dan kecelakaan itu terjadi. Jane meninggal, dan Harry terluka cukup parah tapi ia selamat. Jadi itu yang membuatnya melarangku memutar musik di mobil?
Apa yang harus aku lakukan? Aku bisa langsung memakan permen keduaku, dan aku bisa merubahnya aku bisa langsung muncul disana dan membuat Harry melupakan Jane untuk selamanya, dan aku bisa bersanding bersamanya! Akhirnya aku putuskan…

“You choose the best way!” tegur sahabatku Maurice, dia sahabatku di surga, dia malaikat yang selalu memberiku nasehat saat aku ada dibumi. Dan apa yang ia katakana sebelum aku dihempaskan, aku memilih jalan ini dan kudapatkan arti cinta yang sesungguhnya. Ketika kau lihat dia bahagia bersama orang lain, sekalipun itu menyakitkan bagimu, tapi kau akan tahu jika ia kehilangan kebahagiaannya maka kamu sama sekali tak dapat membuatnya bahagia. Lepaskanlah dia, jika Tuhan memang menakdirkan kalian pasti ia akan kembali bahagia bersamamu, relakanlah untuk sementara. Bila itu bukan takdirmu, dia bukanlah yang terbaik untukmu, akan ada yang jauh lebih baik untukmu, hanya Tuhan belum menunjukkan dimana ia berada.
Harry terlihat sangat bahagia dengan Jane, mereka adalah pasangan paling serasi yang pernah aku lihat. Semoga kalian bahagia, walaupun aku tahu kalian tidak akan pernah mengingatku lagi, aku akan terlupakan, tapi kalian tidak.

(Lauren memakan permen keduanya, ia membuat music player mati sehingga Harry berkonsentrasi penuh pada jalan. Kemudian ia memakan permen ketiga dan merelakan nyawanya untuk Jane. Dan sekarang semua berjalan lancar dan bahagia.)

No comments:

Post a Comment

ayo komentar postingan ini, pasti komentar kalian akan sangat berguna buat saya khususnya. komentar ya....