Monday, July 13, 2015

Surat Untuk Ramadhan

Hai, Ramadhan. Salam hangat untukmu.

Hitungan jari kau siap meninggalkan aku. Meninggalkan kenangan baru akan waktu yang kulewati bersamamu. Kalau ku ingat-ingat, kedatanganmu selalu kusambut berbeda. Yang paling terasa adalah perbedaan usia dan lingkungan. Kembali membawaku pada pertemuan kita tahun lalu, dua tahun yang lalu, bahkan saat aku mulai mengingat pertemuan pertama kita. Lantas aku mulai membandingkan ada di mana aku. Pencapaianku saat bertemu denganmu sudahkah tertebus? Kado yang kau bawa tiap perjumpaan, apa sudah bisa aku terima?