Thursday, November 25, 2010

Nada Yang Hilang

Aku bisa aku pasti bisa ku tak mau berputus asa
Biar ku gagal itu takmengapa setidaknya ku telah mencoba
Terdengar suara merdu Nada dari dalam kamarnya, sambil menyisir rambutnya ia melantunkan lagu itu. Lagu yang dinyanyikan Nada memang sangat cocok untuknya, sebab sampai sekarang ia terus mencoba untuk menyingkirkan rasa midernya. Nada memiliki suara merdu, sesuai namanya, tapi ia tidak pernah berani untuk menyuarakannya, ia selalu merasa malu apabila ia menyanyi di depan orang, paling-paling cuma di depan orang tuanya.
“Nada, bantu mama masak yuk?” Suara mama Nada membuat Nada bangkit dari kasurnya dan menuju dapur. Kemudian ia membantu mamanya membuat sop ayam.
“Nad, besok ka nada arisan di rumah kita. Tapi mama bingung mau ngasih hiburan apa ke ibu-ibu. Mau nggak kamu nyanyi di depan ibu-ibu?” Nada bingung, ia takut jika saat bernyanyi nanti ia akan grogi dan suaranya menjadi aneh. Mamanya menunggu jawaban Nada, sampai Nada membuka mulutnya.
“Tidak, ma. Maaf Nada takut nanti Nada akan grogi dan suara Nada malah menjadi hancur. Nanti mama bisa malu.” Sebuah tangan mendarat halus di pundaknya, kemudian mengelus rambutnya.
“Sayang, masa begitu aja malu? Nggak apa-apa kalau suara kamu jelek, asal pede pasti semua orang akan menghargai kamu. Tolong ya?” Nada kembali berpikir keras, dengan mengambil keputusan Nada mengangguk mantap.
“Makasih sayang.”
Nada masuk ke kamarnya ia kembali merenung, apa bisa ia bernyanyi di depan ibu-ibu yang kalau dihitung bisa lebih dari 20 orang. Tapi tekad telah bulat, ia akan terus latihan agar ia tidak memalukan mamanya.
***
“Nad, besok kamu mau nyanyi apa?” Tanya teman sebangku Nada yang bernama Kaila, memang besok ada pelajaran seni musik dan guru kami menyuruh kami agar nanti membawakan satu buah lagu, terserah pop, lagu wajib, lagu anak-anak, dan lain-lain. Mendengar hal itu Nada bingung sendiri, walau terlihat mudah tapi sulit bagi Nada memulainya.
Nada memang anak yang pendiam di sekolah, ia selalu menutup diri, dia hanya bicara hanya saat diberi pertanyaan oleh guru, itu saja dengan suara pelan. Teman sekelas pun tak pernah tahu suara asli Nada yang merdu jika bernyanyi dan sangat lembut jika berbicara. Sebenarnya Nada ingin menunjukkan suaranya, tapi karena sudah sering menjadi pendiam di sekolah jadi sangat sulit mengawalinya.
“Nad? Jawab dong!”
“Ah, aku nggak tahu.” Nada menjawab dengan suarah lirih, seperti orang berbisik. Teman sekelas Nada juga sering mengejek nada dengan sebutan si Bisu dari sekolah. Dan kata-kata sangat membuat Nada sedih dan merasa tersinggung. Tapi apa yang bisa dilakukan Nada? Memang itulah kenyataannya di sekolah.
Saat pulang sekolah Nada meletakkan tasnya di meja belajar lalu berganti pakaian, kemudian ia membuka laptop lalu melihat mp3 apa yang ia punya. Setelah mencari sekitar 10 menit Nada menemukan sebuah lagu yang sangat ia sukai.

Juara yang sejati akan selalu tegap berdiri
Walau ternyata kalah semangat tak boleh patah
Juara yang sejati selalu lakukan yang terbaik
Apapun yang terjadi tetaplah tegap, tegap berdiri
Nada mulai mengeluarkan suara indahnya, tapi hanya sendiri di dalam kamar yang sepi. Seusai menyanyikan lagu itu mamanya masuk ke dalam kamarnya. Nada berbalik lalu mengajak mamanya untuk duduk di atas kasurnya yang empuk.
“Nad, kan arisannya hari Minggu berarti kan lusa. Kamu mau bawain lagu apa?” Nada berpikir sejenak, lalu ia mengangkat bahunya bertanda ia tidak tahu apa yang akan ia nyanyikan.
“Kalau lagu-lagu nostalgia begitu gimana? Kan yang datang ibu-ibu, pasti seru.” Nada memengang dagunya dengan telunjuknya, seperti sedang memikirkan sesuatu yang rumit. Lalu ia mengangguk, kemudia Nada dan mamanya memilih-milih lagu apa saja yang akan dibawakan Nada besok. Setelah memilih, Nada akan membawakan tiga lagu yaitu Untukku, Surat Cinta, Kisah Kasih di Sekolah, tapi itu akan dibawakan duet bersama mamanya.
***
“Baiklah anak-anak hari ini kalian akan benyanyi dan akan saya acak namanya.” Di tempat duduknya Nada berharap bukan ia yang maju pertama kali.
“Nada!” Nada kaget, ia meloncat kecil dari bangkunya, mendadak keringat dingin langsung keluar dari tubuhnya, badannya gemetar sampai ia tak kuat berjalan. Sampailah ia di depan kelas, lalu ia mencoba bernyanyi…
Apakahku jadi juara atau ternyata ku bukan juara
Lagu itu di bawakan Nada dengan sangat buruk, ia bernyanyi tidak tepat nada, false, lari dari nada, tidak pas pula dengan tempo. Sekelas tertawa terbahak-bahak, kemudian gurunya menasehati Nada agar ia jangan menatap wajah teman-temannya, anggap mereka tidak ada, tetap pede apapun yang mereka katakan, jangan perdulikan jika itu sebuah ejekan. Dengan menuruti apa kata gurunya, ia kembali rileks dan kembali di depan kelas. Menarik sebuah udara, dan…
Apakahku jadi juara atau ternyataku bukan juara
Itu bukan hal yang penting yang penting telah ku lakukan yang terbaik
Kalah menang itu biasa yang penting kita punya pengalaman
Kita jadi berani hadapi apapun yang terjadi

Nada telah usai bernyanyi, sampai reff terakhir dengan falset yang sangat indah. Semua bertepuk tangan untuk Nada termasuk gurunya, semua tak menyangka bahwa Nada memiliki suara yang sangat indah dan merdu sekali. Sampai ia duduk puun tepuk tangan masih terdengar riuh.
Saat bel pulang berbunyi semua melontarkan pertanyaan yang sama yaitu “Kok bisa sih, suara kamu sebagus itu?” Nada hanya menjawab bahwa itu sudah lama, tapi baru sekarang mereka mendengarnya. Bahkan seusai bernyanyi tadi, suara Nada lebih kencang dan terdengar merdu walau ia sebetulnya sedang berbicara. Semua temannya memberinya ucapan selamat karena sekarang Nada telah menjadi Nada yang baru, dan bukan lagi si Bisu dari sekolah tapi si Merdu dari sekolah. Pujian dari teman-temannya itu tidak membuatnya besar kepala tapi malah membuatnya mengerti apa itu arti percaya diri.
Percaya diri itu bisa membawa kita ke dalam sesuatu yang baru yang bisa membuat kita menjadi lebih baik dari sebelumnya, asal ada niat pasti hal yang baru itu akan membuat semua orang kagum pada diri kita. Dan Nada berjanji akan mengajarkan hal itu pada temannya yang mungkin juga mengalami hal seperti ini, jadi tetap percaya diri walau semua telihat sulit tapi akan sangat menyenangkan jika kamu juga bisa merasakan pentingnya percaya diri.

Walau ke ujung dunia pasti akan kunanti
Meski ke ujung samudra pasti ku kan menunggu
Karena ku yakin kau hanya untukku

Hari itu rumah Nada dipenuhi suara tepu tangan yang sangat keras, tak lain tepuk tangan itu ditujukan untuk Nada yang telah bernyanyi dengan sangat merdu. Baru kali ini Nada merasakan sangat dihargai kehadirannya dan baru kali ini pula ia mendapat tepuk tangan yang begitu meriah.
“Ma, ternyata percaya diri itu membuat aku jadi lebih baik ya, ma? Sekarang aku bisa bernyanyi tanpa grogi dan juga mendapat tepuk tangan dari orang lain.” Kata Nada bangga, lalu ia memeluk ibunya dengan erat.

No comments:

Post a Comment

ayo komentar postingan ini, pasti komentar kalian akan sangat berguna buat saya khususnya. komentar ya....