Friday, July 8, 2011

Please Don't Go

tadaaa~~ aku bawa FF nih :p ini FF buatan aku yang pertama, aku rasa ini FFnya kurang nendang jalan ceritanya, jadi aku keluarin belakangan :P hehehehehe, gausah banyak omong, silahkan membaca ^^

Tittle  : Please Don't Go
Author  : Iendyify Indri
Cast  : Shin Min Young, Neul Chan, Hwang Yeon Rin, Choi Minho, Jonghyun, Kim Kibum
Genre  : Tragedy, Romantic, Friendship

(OST. Hello)       
Seperti biasa aku mengayuh sepedaku menuju sekolah yang cukup jauh dari rumahku, jam ku menunjukkan pukul 07.00 dan membuat aku terburu-buru mengayuh sepedaku. ‘Ini semua pasti karena aku rela begadang hanya untuk menemani oppaku, oppa Jonghyun! Awas saja kalau aku sampai terlambat ke sekolah, sampai rumah akan ku hajar dia!’
                “Haduh, sebentar lagi pukul 07.10 bisa bisa jadi pajangan di lapangan!” gerutuku sambil mengayuh sepeda secepat mungkin. Karena terlalu terburu-buru aku tak melihat ada kubangan air di tengah jalan, dan akhirnya aku terciprat air! “Sial!” gerutuku lagi.
                Kini jamku menunjukkan pukul 07.06 huaa!!! Empat menit lagi bel sekolahku akan berbunyi! Tepat 07.08 gerbang sekolahku sudah terlihat, aku pun bernapas lega, kurang sedikit lagi!
                “Hey minggir!” teriakku saat aku menyadari ada mobil yang juga akan masuk menuju sekolah, tapi karena aku tidak bisa ngerem mendadak, akhirnya aku menabrak bagian belakang mobil itu, sampai lecet! Saat itu juga pemilik mobil itu keluar dari mobilnya, dan menghampiri diriku.
                “Apa kau tidak punya mata? Ha? Kau pikir harga mobil ini murah? Kau sudah membuat mobil baruku ini lecet!” cerocos pemilik mobil itu,
                “Mianhae, aku tidak sengaja, aku sedang terburu-buru, aku hampir terlambat, dan sekarang aku benar-benar terlambat!” kataku dengan nada yang sedikit meninggi,
                “Jadi kau menyalahkanku karena kau terlambat? Siapa suruh kau terlambat? Sekarang kau harus ganti rugi!” kata pemilik mobil itu sambil menunjuk ke arah bagian mobilnya yang lecet.
                “Baik, akan ku ganti! Tapi izinkan aku untuk memarkirkan sepedaku dan bergegas masuk ke kelasku yang berada di lantai tiga!” aku pun bergegas mengambil sepedaku yang tergeletak dan membawanya ke tempat parkir dan berlari sekencang mungkin.
                “Hey! Kembali!” teriak pemilik mobil tadi.
                “Sudahlah Key, lebih baik sekarang kita menuju kantor untuk menanyakan dimana kelas kita,”
***
                ‘Setelah insiden mobil tadi aku benar-benar marah pada yeoja tadi, dia pikir dia siapa? Dengan mudah mengatakan akan mengganti kerusakan mobilku? Dan aku berjanji akan menagih janjinya!’
                “Key, Key!” Minho membuyarkan lamunanku tentang yeoja itu. “Ne.. kemarin ada seorang guru yang bilang bahwa kami masuk kelas XI.2, dan kami mohon bantuannya untuk bisa menuju ke kelas,” guru itupun mengantarkan kami menuju tangga, menuju lantai dua, kemudian beranjak menuju tangga selanjutnya dan sekarang kami berada di lantai tiga! ‘Lantai tiga? Berarti yeoja menyebalkan itu juga ada disini! Hah, lihat  saja nanti!’
                “Ini kelas kalian,” kata guru itu sambil membukakan pintu kelas XI.2. “Kamsahamnida!” ucap kami sambil membungkukkan badan.
                “Kau?” tunjukku pada seorang yeoja yang berdiri di depan kelas!
                “Key!” yeoja itupun memelukku erat dan mendapat tatapan heran dari seisi kelas.
                “Neul Chan, lepaskan aku! Kau tahu kan kita berada dimana?” bisikku saat yeoja itu masih memelukku erat.
                “Mian, Key. Aku tak menyangka gossip tentang murid baru itu ternyata benar, dan ternyata itu kau!”
                “Mian, apa kau murid baru itu?” tanya guru yang saat itu sedang berada di dalam kelas.
                “Ne..” “Kenalkan diri kalian,”
                “Saya Kim Kibum, kalian bisa memanggilku Key, saya pindahan dari Seoul,”
                “Saya Choi Minho, panggil saja Minho, saya juga pindahan dari Seoul, salam kenal,”
                “Kalian boleh duduk di belakang, dikursi yang kosong itu! Neul Chan, lanjutkan pekerjaanmu!” Aku dan Minho pun duduk di belakang, di dekat jendela, dan dari sini aku bisa menikmati pemandangan hamparan sawah dengan bukit yang ada diujung persawahan itu, sungguh indah.

                “Key, kenapa kau tidak memberiku kabar bahwa kau akan pindah kesini?” tanya Neul Chan saat jam istirahat tiba.
                “Aku pikir ini bisa jadi kejutan,” kataku bohong, sebenarnya aku tidak berharap bisa satu sekolah dengan yeoja menyebalkan ini! Apalagi sekelas, sudah cukup aku dipermainkan oleh yeoja ini!
                “Key, ternyata kebiasaanmu yang romantis itu tidak pernah hilang. Kau masih bisa membuat kejutan itu, dan merasa sangat senang,” aku hanya terdiam melihat tingkahnya yang sangat menjijikkan itu..
                “Minho, kau mau kemana?” teriakku saat melihat Minho keluar dari kelas, dan aku langsung menyusul Minho dan meninggalkan yeoja itu.
                “Minho, kau mau kemana?” kuulangi lagi pertanyaanku tadi.
                “Aku ingin ke kantin,” ucap Minho sambil berjalan tanpa tahu arah,
“Apa kau tahu dimana kantin?” saat mendengar pertanyaanku, Minho langsung menepuk bahu seorang yeoja.
                “Kau tahu dimana kantin?” yeoja itupun berbalik, dan terlihat terhipnotis oleh tatapan Minho yang flame itu.
                “Hello? Kau mendengarku?” yeoja itu hanya diam,
                “Ah.. bagaimana denganmu? Bisa kau tunjukkan dimana kantin?” yeoja yang satu lagi pun berbalik.
                “Kantin? Ayo ikut aku!” yeoja itupun berjalan, tapi tunggu! Dia yeoja yang menabrak mobilku! Saat aku akan menegurnya, Minho malah  menghalangiku.
                “Jangan bawa masalah mobilmu dulu, Key, aku yakin pasti ketika dia sadar bahwa itu kau, dia akan ganti rugi,” aku pun menurut dan berjalan mengekori Minho. Tibalah kami di kantin, dan terlihat kantin ini sangat ramai, sampai aku tidak bisa melihat kios-kios makanan untuk kami singgahi.
                “Tempat ini memang ramai, apa kau masih mau menunggu sampai antrian selesai?” tanya yeoja itu pada Minho.
                “Aku rasa tidak, apakah ada kantin lain  yang tidak seramai ini?”
                “Semua kantin ditiap lantai selalu penuh, kalau kau datang terlambat seperti ini dijamin kau hanya akan menghabiskan waktu istirahatmu dengan menunggu! Apa kau sangat lapar?”
                “Tentu saja, apalagi temanku yang ada disana!” Minho langsung menunjuk ke arahku, dan yeoja itu menoleh ke arahku.
                “Kau? Yang tadi aku tabrak mobilnya?” tanya yeoja itu saat ia melihatku,
                “Ne.. untung kau masih ingat aku, jadi..” seketika Minho menginjak kakiku!
                “Aw! Minho!”
                “Hmm, sekali lagi mian, aku rasa untuk sementara aku bisa menebus kesalahanku, ayo ikut aku!” ucap yeoja itu sambil berjalan menuju suatu tempat. Perpustakaan! Dia membawa kami ke perpustakaan? Dia pikir kami akan kenyang dengan tumpukkan buku?

                “Ayo masuk, mian jika aku hanya bisa memberi ini..” dia mengambil sesuatu dari tas yang ada di atas meja perpustakaan,
                “Sandwich! Ah, aku sangat suka ini!” kataku sambil langsung melahap makanan gratisku itu,
                “Ayo makan,“ kata yeoja itu sambil menyodorkan sandwich pada Minho. “Kamsahamnida!” dan terlihat dia memberi senyum.
                Selagi kami berdua makan sandwich yeoja itu malah asyik baca buku tebal, terlihat sangat membosankan. Tapi aku rasa yeoja ini memang pintar, tunggu! Yeoja? Ah.. aku belum menanyakan namanya!
                “Siapa namamu?” tanya Minho duluan, ah.. Minho kau selalu bisa membaca pikiranku,
                “Namaku Shin Min Young, panggil saja Min Young, kalau kalian?”
                “Aku Minho, dan ini Key. Kami pindahan dari Seoul,” saat aku akan bertanya lebih jauh bel tanda masuk berbunyi. Dan Min Young pamit untuk kembali ke kelasnya, sedangkan aku dan Minho kembali ke kelasku. Entah kenapa sejak insiden mobil tadi aku merasa tertarik pada Min Young… ha? Tunggu? Apa ini? Kenapa aku mengatakan hal sepertiku? Ah, pabo!
***
                Jantung ini berdegup dengan cepat saat aku mengetahui bahwa orang yang aku tanya adalah Min Young, bukan karena aku terkejut mengetahui dia orang membuat mobilnya Key rusak, tapi adalah karena aku merasakan jatuh cinta. Entah rasanya ada sesuatu hal yang membuatku tertarik padanya. Setelah bertahun-tahun aku hidup tanpa seseorang yang kucinta, sejak yeoja impianku malah berkhianat dan lebih memilih namja lain. Dan sejak saat itu aku enggan mengenal cinta, dan aku merasa bahagia dapat merasakannya kembali.
                “Min Young, maukah nanti kau pulang sekolah dengan kami?” tanyaku pada Min Young saat Key lebih dulu ke kelas. “Mian Minho, hari ini aku akan pulang bersama oppaku, aku pikir lain kali saja, tapi kamsahamnida sudah mengajakku ^^” katanya sambil tersenyum manis, dan aku merasa terhipnotis dengan senyumnya yang begitu indah, walau aku kecewa tidak bisa pulang bersamanya, tapi paling tidak aku mendapat senyum termanis di dunia.
                Saat semua anak XI.2 sedang menunggu guru, tiba-tiba seseorang memasuki kelas kami, dia mengenakan kacamata, kaos panjang, celana jeans, dan sepatu bermerk nike, sepertinya ia anak kuliahan. “Annyeonghaseyo!” sapanya saat memasuki kelas,
                “Annyeonghaseyo!” balas kami semua. Deg! Aku kembali terkejut! Sebelumnya aku pernah mengenalnya! Dia… Dia yang merebut yeojachinguku! Yang membuat yeojachinguku berpaling dariku dan lebih memilih namja ini!
                “Nama saya Jonghyun, kalian bisa memanggilku Oppa atau Hyung, saya akan mengajar di sini selama sebulan ke depan, mohon bantuannya!” ucapnya sambil membungkuk, kemudian duduk di tempat biasanya guru enak bersender.
                Manis sekali ucapannya, pantas saja yeojachingu bisa luluh hanya dengan kata-kata yang ia buat, ini membuat selera belajarku buyar. Tapi sekarang jam pelajaran musik, pelajaran yang paling aku suka, jadi harus membenci musik hanya karena dia?
***
                “Ehm, apa ada yang mau mengambil gitar di lab. musik?” pintanya pada kami, aku langsung mengacungkan tangan dan bergegas keluar kelas. Walaupun aku tidak tahu di mana laboratorium musik di mana, paling tidak aku tahu bagaimana cara bertanya pada seseorang.
Gawat! Di luar tidak ada orang! Haruskah aku menuju kantor guru yang ada di lantai satu? Akupun memilih untuk ke perpustakaan, siapa tahu ada orang yang bisa kutanya.
                “Key?” sapa seseorang dari dalam perpustakaan.
                “Min Young? Kenapa tidak ke kelas?” tanyaku padanya. “Khusus untuk seminggu ini aku ditugaskan membuat karya ilmiah, jadi aku harus seharian di perpustakaan, kau sendiri?”
                “Aku disuruh mengambil gitar, tapi aku tidak tahu dimana lab musik, bisa kau membantuku?”
                “Ne~” diapun berjalan keluar perpustakaan dan menuju tangga, dan sekarang kami berada di lantai empat, yang ternyata semua lab ada di sana.
                “Ini lab musik, kau bisa mengambilnya…” aku pun segera mengambil sebuah gitar dan kembali menuju kelas. Ah.. aku merasa senang bisa sedekat itu dengan Min Young, di jalan aku hanya bisa tersenyum-senyum sendiri,
                “Ini hyung~” kataku sambil memberi gitar itu, “Kenapa lama sekali?” “Mian, aku tadi harus mencari dulu dimana lab musik, karena aku orang baru di sini,” dia hanya menjawabnya dengan Oh.. Aku bisa merasakan kehangatan dari guru ini, aku pikir dia seorang musisi yang sangat berbakat di usianya yang tak terpaut jauh dariku.
                “Minho, bukankah guru musik kita kali ini sangat mengasyikan?” bisikku pada Minho, tapi dia tidak menjawab malah asik dengan dunianya sendiri, aku lihat dia sedang mencorat-coret buku tulisnya, dan aku intip..
                “Hwang Yeon Rin!”teriakku saat aku mengintip hasil coretan Minho, mendengar teriakkanku yang keras itu semua orang menatapku termasuk Hyung Jonghyun.
                “Hwang Yeon Rin? Siapa dia?” tanya Hyung Jonghyun padaku, bisa kulihat tanda tanya besar di raut wajahnya.
                “Ini Min…” saat itu juga Minho mencubit tanganku sangat keras, dan aku bisa membaca pikirannya bahwa aku dilarang mengatakannya.
                “Hwang Yeon Rin itu sepupunya Key, dia sangat merindukannya, jadi dia berteriak memanggil namanya!” Minho berbohong! Kenapa ya? Pasti ada sesuatu antara dia dan Yeon Rin. Jujur aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.
                “Oh, apa yang kau maksud Yeon Rin yang sekarang tinggal di Jepang? Dan sekarang seumuran denganmu, Key?” tanya Hyung Jonghyun lagi,
                “Dia sudah lama meninggal, maka dari itu Key sangat merindukannya,” Minho berbohong lagi! Apa sebenarnya masalah namja ini? Aku harus menanyakannya nanti! Sedangkan Hyung hanya bisa memberi kata oh…
                “Untuk perkenalan disini saya akan menyanyikan lagu yang saya buat sendiri, saya harap kalian berkenan untuk mendengarkannya,”
(OST. Romantic)
Nae maeumi ganeundaero nan
Amusaenggak obsi gotgo iji
Ni moseubeul dalmeun
Nugungareul chaneun gonji nan
Geunyang geu jarie su iso

No animyon andwaeneun gol
Ijeya araborin naega nomu bichamhae
Sajik sogen ajikdo naega noye
Sarangi got gateunde

Noye cheon, noye olgul
 
Ajikdo nae pum ane
 
Neukyojigo ineun gol
Still I have Romantic in my heart
Doragago sipeungol

                Tepuk tangan riuh saat hyung berhenti bernyanyi dengan petikan gitar, aku yakin siapapun yang mendengarkannya pasti akan merasakan hal yang sama, yaitu kagum, dan terhanyut dalam atmosfer yang ia buat saat membawakan lagu itu. Tapi terlihat satu orang yang tidak begitu antusias dengan nyanyian ini, siapa lagi kalau bukan Minho? Aku lihat mood Minho hari ini sedang buruk, entah apa penyebabnya, tapi aku ikut sedih melihatnya begini, sangat tidak bersemangat.
***
                “Hey, kenapa kau jadi tidak bersemangat begini?” tanya Key padaku yang berjalan sempoyongan.
                “Tidak, hanya tidak enak badan… Mungkin besok aku tidak bisa masuk sekolah,” kataku sambil memegang gagang pintu mobil, saat akan masuk ke dalam mobil, aku melihat Min Young bersama Jonghyun! Apa jangan-jangan Jonghyun adalah kakaknya Min Young?
                “Min Young!” sapa Key saat Min Young melewati mobil kami yang akan segera melucur meninggalkan tempat parkir.
                “Hai, Key! ^^” Sial, Key dapat senyuman terindah dari Min Young! Saat mendapat sapaan balik dari Min Young, Key malah menghampirinya dan meninggalkanku sendiri di dalam mobil -_-
                Sekarang mereka sedang asyik mengobrol, dan aku rasa Min Young mengenalkan Jonghyun pada Key, dan pasti mereka bilang kalau mereka sudah saling kenal, dan bla bla bla bla~~ Cukup lama aku menunggu Key, dan akhirnya dia kembali ke tempatnya. Bisa kulihat betapa girangnya Key, aku rasa dia merasa cukup bangga bisa mengenal Jonghyun yang adalah oppanya Min Young, aku rasa aku cemburu! Apa? Cemburu? Apa bisa ku jamin Key suka pada Min Young? Ah.. biar saja!
                “Minho, kau tahu siapa Hyung Jonghyun?” Key mulai angkat bicara saat ia mulai mengeluarkan kami dari sekolah,
                “Dia guru yang akan mengajar kita sebulan ke depan!” kataku sambil menekankan kata ‘sebulan’
                “Hei Minho, kau ini kenapa? Aku rasa kau benar-benar harus istirahat, hyung itu kakaknya Min Young!” sudah bisa ku tebak!
                “Lalu apa urusannya denganku? Apa menurutmu aku butuh informasi tidak penting itu?” kataku ketus, bisa ku lihat raut wajah Key yang sedikit bingung dengan perubahan sikapku ini.
                “Baiklah, kalau itu memang tidak penting. Tapi, kau harus jawab pertanyaanku ini! Apa hubunganmu dengan Yeon Rin?”  aku langsung tersentak, raut wajahku mulai memanas, ingin rasanya aku teriak agar perasaan ini tidak membebaniku. Aku hanya diam, tak mampu berkata apa-apa,
                “Minho! Jawab pertanyaanku!”
                “Baiklah Key! Dia dulu yeojachinguku! Dia memilih putus denganku karena dia lebih memilih Jonghyun! Paham? Jadi aku sangat muak melihat wajah Jonghyun!” aku benar-benar teriak! Sedikit lega memang, tapi aku merasa sikapku ini seperti anak kecil yang merengek saat melihat temanku mempunyai mainan lebih bagus dariku.
                Aku sudah memasang telinga untuk mendengar omelan Key yang mungkin akan meledek sebagai anak kecil, tapi dia malah diam dan terus menatap ke arah jalan, ku pikir itu memang harus dilakukan daripada konsentrasinya buyar karena memarahiku?
                Cukup lama kami mengitari jalan, tapi tak kunjung sampai, aku rasa kita berada di jalan yang salah!
                “Key, apa kau hafal jalan menuju rumah?” Key hanya mengangguk,
                “Sampai!” sampai dia bilang? Ini  bukan rumah kita! Jadi kemana sebenarnya kita?
                “Annyeonghaseyo Key, Minho ^^” sapa Min Young saat kami ada di depan gerbang rumahnya, iapun membukakan gerbang dan membiarkan mobil Key masuk ke dalam pekarangan rumah Min Young. Min Young sekarang tampak lebih cantik, dengan rambut yang masih dikepang seperti  tadi, dipadu kaos polos berwarna hijau dan celana panjang berwarna putih.
                “Minho! Sambil menunggu Key memasukkan mobilnya, ayo kita masuk dulu ^^” walaupun sebenarnya aku enggan, karena aku tahu di ruang tamu sedang duduk Joghyun! Tapi setelah melihat Min Young yang pasti membuat semua pria akan luluh melihatnya, aku pun duduk bersebrangan dengan Jonghyun, dia terlihat sedang bermain-main dengan gitarnya. Aku akui namja ini memang sangat mahir dalam bermain musik, mungkin ini sebabnya Yeon Rin lebih memilihnya.
                “Annyeong Minho?” tanyanya padaku, jujur aku sangat terkejut dia bertanya padaku.
                “Sedikit sakit, ehm.. tadi waktu di kelas…” saat akan melanjutkan kata-kata, Key malah nyelonong masuk dan mengambil tempat duduk di samping Jonghyun, sedangkan sekarang aku berada di samping Min Young. “Aku  mau buat minum dulu ya,” Min Young pun berlalu menuju dapur,
                “Tunggu aku ikut!” Key pun meninggalkan kami, hanya ada aku dan Jonghyun.
                “Apa yang akan kau katakan, hyung?” tanyaku dengan nada yang sedikit kuberi tekanan, mungkin agar sedikit seperti percakapan orang dewasa :P
                “Yeon Rin, dia pacarmu bukan?” ha? Hyung ini hanya ingin bertanya seperti itu?
                “Dulu, sebelum dia memilihmu,” jawabku sedikit meremehkan,
                “Memilihku? Kau serius? Ah, mungkin ini penyebabnya Yeon Rin lebih memilih tinggal di Jepang,” apa maksudnya? Kenapa semua terdengar sangat bohong? Memang satu tahun terakhir ini aku tidak pernah melihat Yeon Rin, terakhir saat aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami.
                “Mwo?”
                “Aku lihat kau berada di gedung teater saat itu, kau melihat aku dan Yeon Rin sedang bermain piano kan? Sebenarnya waktu itu aku sedang menyatakan perasaanku padanya, tapi ternyata dia sudah punya pacar yaitu kau, dan aku tidak tahu sebelumnya,”
                “Bohong!”
                “Untuk apa aku berbohong? Lagipula sekarang aku sudah punya pacar, dan itu bukan Yeon Rin! Kau harusnya sadar Minho, kau adalah cinta sejati Yeon Rin!” Aku hanya bisa terdiam melihat kenyataan yang begitu tak bisa aku terima, ternyata selama ini aku sudah membuang cinta yang selama ini membuat hidupku berarti!
                “Tapi kenapa Yeon Rin tidak mencoba menjelaskan padaku tentang kejadian yang aku lihat?”
                “Karena kau tidak memberinya kesempatan untuk berbicara!” aku sadar, saat itu aku memang tidak memberi Yeon Rin kesempatan untuk berbicara, karena ku pikir akan sangat menyakitkan mendengar kenyataan itu darinya langsung!
***
                Ku dengar keributan dari ruang tamu, dan aku tahu betul yang sedang bertengkar adalah oppaku dan Minho, aku sangat terkejut, terutama saat mereka menyebut-nyebut Yeon Rin, aku rasa Yeon Rin yang mereka maksud adalah sahabatku. Jujur aku sangat sakit hati mengetahui Minho yang sering diceritakan Yeon Rin adalah Minho yang sekarang telah membuat potongan puzzle dalam hatiku menjadi lengkap, tapi tiba-tiba hilang dan membuat ruang hampa di hatiku. Saat keribtuan sudah tidak  terdengar aku pun kembali ke ruang tamu dengan membawa minuman dibantu Key yang membawa kue kering.
                “Apa yang kalian bicarakan?” rasanya aku terlalu bodoh melontarkan pertanyaan ini, sebab siapapun akan tahu kalau mereka sedang membicarakan yeoja yang membuat mereka berdua jatuh cinta, dan rela melakukan apa saja demi yeoja itu.
                “Bukan apa-apa, Min Young apa suara oppa terdengar sangatlah keras?”
                “Aku rasa tidak, mungkin karena rumah kita ini kecil, jadi tak perlu berteriak keras agar aku bisa mendengarnya dari jauh.”
                “Min Young, aku ingin bicara sebentar,” Minho langsung menggandeng tanganku dan membawaku ke pekarangan depan dan duduk di dekat ladang bunga yang kecil.
                “Yeon Rin itu…” baru aku berkata rasanya aku bisa merasakan perasaan yang sedang hancur.
                “Min Young, cukup aku sudah kehilangan Yeon Rin, aku memang sangat menyesal, tapi apa kau tahu? Sekarang aku menemukan yeoja yang sempurna melebihi Yeon Rin!” kata-kata Minho membuatku bagai ditusuk dua pisau sekaligus, aku merasa sangat sedih ternyata tak ada celah untukku.
                “Apa dia sudah jadi pacarmu?” tanyaku untuk menutupi kekesalanku,
                “Belum, hanya sebatas teman biasa, aku baru bertemu dengannya hari ini, di sekolah, dan aku sangat menikmati saat-saat bersamanya. Aku bisa merasakan jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya kalau aku berada di dekatnya,” ku dengarkan curhatan Minho tentang yeoja yang ia sebut-sebut sempurna itu, dan aku sangat merasa terpukul mendengarnya, benar-benar kecewa.
                “Kalau aku boleh tahu siapa yeoja yang sampai membuat jantungmu berdegup cepat?” tanyaku ingin memastikan siapa orang yang dimaksud, siapa tahu aku mengenalnya dan aku ingin membandingkan antara aku dan dia.
                “Kau sangat mengenal orang itu, bahkan lebih dari pada aku, mungkin kau bisa membaca  pikirannya, dia tinggal tak jauh dari sini,” sukses besar Minho membuatku rapuh, dan benar saja aku sudah benar-benar rapuh, mataku memanas dan aku tak bisa membendung air mata ini!
                “Min Young?” tanyanya sambil meletakkan tangannya dibahuku dan merendahkan tubuhnya agar bisa melihat wajahku yang sekarang sudah tak karuan. Aku menangis! Wajahku memerah! Aku tak bisa menyembunyikan kekecewaan ini!
                “Aku terharu, bahagia melihat kau sudah menemukan pengganti Yeon Rin, aku sangat senang sampai aku menangis!” kataku sesegukkan, dan Minho meletakkan kepalaku di dalam dadanya yang lapang, kehangatan, dan perhatian yang ia berikan benar-benar membuatku tenang, tapi tetap saja air mata ini tak bisa kuhentikan.
                “Aku pikir kau tidak terharu, melainkan cemburu!” sial! Minho tahu benar perasaanku saat ini!
                “Lihat kau sekarang, sangat tertekan, sudahlah Min Young, sekarang yeoja cantik itu sudah lebih dulu dekat dengan temanku,”
                “Key? Apa kau tidak cemburu?”
                “Tidak, karena aku sudah melihat yeoja itu menangis karenaku, dan dia mencoba melepas penat dalam hatinya padaku. Dan aku tahu sebenarnya yeoja itu juga suka padaku,” aku hanya bisa terdiam mendengarkan dan terus menangis dalam pelukan Minho yang hangat itu. Pasti yeoja itu sangat beruntung bisa mendapatkan namja sesempurna Minho.
                “Sampai kapan kau menangis?” tanya Minho seolah-olah dia ingin berkata sudah-aku-capek-melihatmu-menagis-berhentilah. Dan aku langsung bangkit dari pelukan itu dan sekarang hanya bisa duduk di samping Minho. Tapi tangan hangat itu memegang kepalaku dan meletakkan kepalaku di bahunya, dan aku tak bisa menolaknya.
                “Mian, telah membuatmu menjadi kesusahan seperti ini, aku tahu aku sangat menyebalkan!” kataku sambil memukul-mukul kepalaku dengan tanganku, yang tak kurasa sakit apapun, tapi sekali lagi tangan hangat itu meraih tanganku dan terus menggenggam tanganku. Bisa kurasakan detak jantungku berderu lebih cepat bahkan melebihi detak jantungku saat aku selesai berlari sejauh 50KM. Kenapa namja ini benar-benar membuatku merasa sakit yang tiada tertandingi, dan membuatku merasa begitu senang dan terbang begitu tinggi?
                “Min Young tahukah kau siapa yeoja itu?” ucapan Minho membuat telingaku langsung bekerja sehati-hati mungkin agar aku tidak salah dengar.
                “Dia adalah…” katanya menggantungkan kalimatnya, membuatku semakin penasaran dan deg-degan.  
                “Shin Min Young!” tiba-tiba ada suara lain yang membuyarkan kehati-hatianku, Key! Sekarang dia duduk di sampingku dan mencoba untuk menegakkan kepalaku yang bersender di bahu Minho. Ah.. dia benar-benar mengganggu atmosfer yang menurutku sudah dibangun apik oleh Minho. Padahal aku sangat ingin mendengar namanya, tapi aku rasa ini bukan saat yang tepat untuk bertanya pada Minho lagi, aku juga punya gengsi, tak mungkin aku bertanya di depan Key!
                “Kenapa kau menangis?” tanyanya padaku sambil mengusap air mataku dengan lembut, tak kusangka Minho malah pergi menuju mobil L aku sedih melihatnya, padahal aku berharap sekarang ia sudah lega karena bisa menceritakan siapa sebenarnya yeoja itu.
                “Hey, kenapa kamu menangis?”
                “Tidak, hanya sedikit terharu dengan cerita Minho,” karena aku juga tidak begitu betah, maka aku putuskan untuk menuju teras rumahku, tak lupa aku mengajak Key untuk ikut bersamaku. Begitu aku melewati mobil Key, dan melihat betapa mata Minho memberikan tatapan kosong, dan aku bisa merasakan kepedihan yang ia rasakan.
                “Minho? Ayo masuk ke dalam!” ajakku pada Minho sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil, iapun bangkit dan mengekoriku. Sungguh aku tak menyangka dihari pertama kita bertemu, pertama kali aku jatuh cinta, sungguh menggembirakan, walau ada hal kecil yang cukup membuatku terpukul.
                “Min Young, kami mau pamit pulang dulu, sampai bertemu besok!” Key pun membungkukkan badannya begitu juga dengan Minho, sebelum perpisahan ini kamu sempat bertukar nomor ponsel, agar kami bisa berkomunikasi lebih dekat. Melihat kedua namja itu menjauhi gerbang rumahku, aku dan kakakku akhirnya memilih masuk rumah, dan melanjutkan aktivitas lain.
                “Oppa, boleh aku bertanya sesuatu?” “Mwo?”
                “Apakah Yeon Rin yang kalian bicarakan tadi adalah sahabatku? Dan apa benar oppa mencintainya?” kulihat oppa sangat terkejut, dan dia diam lama, mungkin sedang memikirkan apa yang akan ia katakan.
                “Ya, dulu saat dia belum pindah ke Seoul, kami sempat dekat dan aku sangat menginginkan kami punya hubungan yang lebih serius. Tapi dia harus pindah ke Seoul, jadi aku tidak pernah mendapat kabar tentangnya. Sampai akhirnya aku harus pulang pergi ke Seoul untuk kuliah, dan aku bisa menemukannya karena dia les di tempat aku mengajar, sejak saat itu kami mulai dekat kembali. Saat kami memulai kembali hubungan yang sempat terputus, aku lihat dia merasa nyaman, dan aku rasa itu bukanlah perasaan seseorang yang sedang memiliki seseorang saat dekat dengan orang yang bukan siapa-siapanya. Sa…”
                “Tunggu oppa, apa oppa tidak berpikir untuk bertanya dulu? Kalau aku jadi Yeon Rin mungkin aku akan melakukan hal yang sama, karena aku juga tidak ingin hati oppa langsung hancur,” selaku memotong curhatan oppa yang kelihatannya masih akan terus berlanjut.
                “Aku tahu aku memang salah, tapi biarkan aku menyelesaikan ceritaku ini,” aku pun hanya bisa menaikkan alisku dan mencoba menjadi pendengar yang baik.
                “Sampai mana aku tadi?” pertanyaan itu membuat suasana menjadi sedikit cair, dan aku mencoba menahan tawa.
                “Saat oppa merasa dia tidak punya pacar,”
                “Ne~~ Lalu aku sangat ingin menyatakan perasaanku karena aku tidak ingin kehilangannya lagi, aku pun mempersembahkan sebuah lagu dengan iringan piano di sebuah gedung teater. Saat aku selesai menyanyikan lagu itu aku langsung mengatakan cinta, dan dia menolakku! Sungguh itu adalah kenyataan yang sangat pahit,” aku pun menepuk bahu oppa, berharap tepukkanku itu bisa sedikit mengurangi bebannya.
                “Kemudian dia menangis, sebagai seorang namja yang baik hati dan tidak sombong ini – aduh!” sempat aku jitak kepala oppaku, karena kata-katanya terasa merupakan suatu kebohongan, dan dia membalasnya, aku hanya bisa diam karena jitakkan oppaku telah membuat kepalaku sedikit benjol.
                “Tanpa komando dia memelukku dan perlahan namun pasti dia menceritakan bahwa dia sudah punya namjachingu, dan celakanya sekarang dia ada di tempat yang sama!”
                “Kok bisa dia di sana?”
                “Sebelumnya aku bilang bahwa aku ingin mengajaknya hanya untuk melihat teater yang akan kami gunakan untuk pentas, dan dia menyuruh Minho untuk mengantarkannya, dan aku tak menyadari hal itu!”
                “Sudahlah oppa, aku rasa sudah tidak ada gunanya lagi kita mengungkit masalah ini, lagipula sekarang Minho sudah menemukan yeoja yang katanya jauh lebih baik bahkan sempurna,” kuberi tekanan pada kata sempurna, dan aku mendapati oppa melihatku tajam.
                “Kamu cemburu ya?” gawat! Wajahku memanas, aku rasa jika aku punya kaca besar di depanku aku bisa melihat betapa merah pipiku. Dan aku langsung menjauhkan wajah oppa dari wajahku, paling tidak ini bisa mengurangi rasa maluku.
                “Nope, nggak mungkin aku cemburu, siapa aku siapa dia?” jawabku sedikit panik, “Ah… saengku mulai merasakan cinta!” sambil menggodaku dia menyenggolku genit, ah >.<
***
                “Minho, sebenarnya apa yang membuat Min Young menangis, ha?” dia tidak menjawab, malah terus asyik dengan ponselnya,
                “Hei, mungkin sekarang kita harus ke dokter,” Minho pun menoleh padaku.      
                “Kamu sakit? Sini biar aku yang menyetir,”
                “Bukan aku yang sakit, tapi kau!” “Aku?”
                “Lihat saja dari tadi kau terlihat lesu, lalu telingamu sedikit tidak berfungsi, bahkan saat aku bertanya kau tak menjawab!”
                “Mian hyung, aku rasa kau benar, tapi lebih baik kita segera ke rumah, aku ingin istirahat.” Aku pun menurut dan sekarang kami sudah ada di dalam rumah, sedang Minho langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa.
                “Minho, kau pikir Min Young itu yeoja yang seperti apa?”
                “Aku sedang tidur Key!” “Tidur kok nyahut?” aku pun meninggalkan Minho di kamar dan menuju dapur untuk membuat nasi goreng, karena aku merasa sangat lapar hari ini.  Mungkin aku bisa membuatkan dia semangkuk soup untuk Minho, siapa tahu keadaannya bisa membaik. Dan aku pun sibuk membuat nasi goreng dan soup, aku tidak ingin besok harus berangkat ke sekolah sendirian. Tak lama tanganku sudah penuh dengan dua piring.
                “Minho, makanlah ini!” panggilku,
                “Aku tidak lapar, Key!” dia membentakku, benar-benar bukan Minho yang kukenal.
                “Terserah yang penting aku sudah bersusah payah membuatnya, akan kutinggalkan soup ini di sini kalau kau menghargaiku tolong makan ini,” aku pun meninggalkan Minho dan kembali menuju dapur.
                S, H, I, I, I, I, N, double E yeah You gotta get in to my rhyme” ku dengar ponselku bordering, ada sms!
(OST. Life)
                Key, oppa Jonghyun kecelakaan! cepat ke rumah sakit di dekat sekolah!
                Apa? Hyung Jonghyun kecelakaan? Padahal baru beberapa menit yang lalu kami bersama, sebenarnya apa yang terjadi? Semoga Hyung baik-baik saja!
                “Minho, kau mau ikut tidak? Hyung Jonghyun kecelakaan!” teriakku sambil meraih gagang pintu, tapi Minho tak kunjung beranjak dari posisinya.
                “Ayolah Minho, dia kan oppanya Min Young dan guru kita juga, sangat menyedihkan jika kita tidak menjenguknya!” mohon ku pada Minho, dan dia pun mengikuti langkahku.
                “Kapan dia kecelakaan?” tanyanya saat dalam perjalanan.
                “Aku tidak tahu, coba kau sms Min Young,” Minho pun terlihat mengutak-atik ponselnya.
                “Dia tertabrak mobil saat menuju ke rumah kita!” teriak Minho, sungguh aku sangat kaget dan bisa kulihat Minho sangat bersedih. Setibanya kami di rumah sakit terlihat Min Young sedang menutupi wajahnya yang penuh dengan airmata.
                “Min Young?” sapa Minho pertama kali sambil duduk di samping Min Young, sedangkan aku duduk di sisi lain di samping Min Young.
                “Minho!” spontan Min Young memeluk erat Minho, sungguh aku bisa merasakan betapa sakitnya hatiku.
                “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanyaku pada Min Young, siapa tahu dengan itu Min Young melepaskan pelukannya.
                “Ini,” dari dalam tasnya Min Young mengeluarkan secarik kertas yang dilapisi amplop berwarna biru.
                “Oppa sebenarnya ingin memberi ini padamu Minho, tapi dia malah tertabrak,” ucapnya seraya menitihkan airmata. Minho pun membaca isi surat itu, raut wajahnya berubah dan ia mulai menangis saat selesai membaca isi surat itu.
                “Kau kenapa Minho?” diapun menyerahkan surat itu kepadaku.
                Oppa Jonghyun,
                Sudah lama kita tidak berjumpa dan aku sangat merindukanmu, bagaimana kabarmu sekarang? Pasti kau sudah menjadi musisi yang hebat iya kan? Oppa, maaf aku baru memberi kabar padamu,aku tidak sanggup harus berkata kita harus berpisah. Tak hanya denganmu oppa, tapi juga Minho namja yang sangat aku cintai di dunia ini. Aku tak akan menyalahkanmu oppa atas kejadian yang sangat membuat hidupku menjadi berat, malah aku berterima kasih sebab jika bukan karena kau mungkin sekarang aku tidak akan rela melepaskannya.
                Oppa.. aku tak tahu apakah saat kau membaca surat ini aku masih ada di dunia ini atau tidak, kepergianku bukan untuk menjauhimu, tapi karena aku harus berjuang melawan penyakitku. Aku tak bisa mengatakan apa penyakitku ini, yang jelas dokter bilang umurku sudah tak lama lagi. Oppa tolong jika kau bertemu dengan Minho bilang padanya bahwa hanya dia namja yang ada di hatiku, sekeras apapun dia membenciku aku tetap cinta padanya, aku sangat merindukannya, satu-satunya semangat  hidupku adalah dia sekalipun dia tidak ada di sampingku sekarang. Saranghae jeongmal saranghae Choi Minho…
                “Kenapa ini bisa terjadi? Betapa bodohnya aku meninggalkannya sendirian! Pabo pabo pabo!” teriak Minho sambil memukul-mukul kepalanya dengan tangannya.
                “Sudahlah Minho, kau tak perlu merasa bersalah,” kataku sambil menepuk bahunya.
                “Tak perlu merasa bersalah katamu? Kau tahu aku adalah semangatnya untuk hidup! Sedangkan saat dia mencoba agar bisa sembuh aku malah meninggalkannya! Apa aku bisa memaafkan diriku sendiri?” teriak Minho padaku, aku tahu perasaan Minho sekarang, dan aku tak bisa melakukan banyak hal.
                “Dokter, bagaimana keadaan oppaku?” tanya Min Young saat seorang dokter baru saja keluar dari ruang ICU.
                “Dia sudah sadar, kalian bisa menjenguknya sekarang,” saat itu juga Min Young langsung masuk disusul aku dan Minho.
                “Oppa! Aku senang kau sudah sadar,” sapa Min Young sambil memeluk Hyung.
                “Minho.. ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu,” Minho pun mendekat ke arah Hyung.
                “Aku sudah baca surat itu, aku merasa sangat menyesal telah melakukan hal itu,”
                “Syukurlah, sekarang kau harus menjaga Min Young dengan baik, jangan sampai dia menangis lagi karenamu.”
                “Kau ini bilang apa oppa? Masih ada kau yang akan menjagaku!” teriak Min Young sambil memegang erat tangan Hyung Jonghyun.
                “Aku akan pergi jauh, saeng. Kau mau kan Minho?” Minho pun mengangguk, Hyung pun tersenyum lepas dan memejamkan matanya.
***
                Tak terasa sudah dua tahun setelah kepergian Jonghyun dan Yeon Rin, dan sudah dua tahun pula aku dan Minho bersama. Aku sangat bahagia sebab Minho benar-benar menjagaku seperti apa yang dikatakan Oppa. Sedangkan Key, dia sudah menyatakan perasaannya padaku, dan aku sangat menyesal karena aku tidak bisa membalas perasaannya terhadapku. Terima kasih Oppa telah memberi kebahagian ini pada kami J

                

1 comment:

  1. wooooouuuwwwwwww..... bnr2 mo jd cerpenis top nie. makin seru n beragam critanya.

    ReplyDelete

ayo komentar postingan ini, pasti komentar kalian akan sangat berguna buat saya khususnya. komentar ya....