Sunday, December 1, 2013

Sayap Pelindungmu

Dimulai dari sebuah ketertarikan untuk menjadi putri dalam dunia khayalku. Dunia ini menjadi lebih nyaman saat para ksatria berperang untukku. Menebas semak belukar yang menghalangi jalanku. Memberi sandaran saat aku ketakutan pada rauman makhluk dalam hutan. Mereka lebih dari itu. Mereka sayap pelindungku. Meskipun dalam nyata itu tetap jadi khayalan. Mimpi indahku.

Seperti biasa aku mengayuh sepeda menuju sekolah. Tak pernah ketinggalan headset yang melekat di telinga. Saat ku tekan tombol play, alunan gitar dipadu dentingan piano sesekali. Suara khas itu menyusul. Mengembangkan senyumku memulai pagi ini. Pitchforks and Torches mengalun senada dengan senandungku. Beginilah ku awali hari, menjadi lebih berwarna sejak aku mengenal mereka. Baiklah, aku hanya sekadar tahu mereka. Mada, Reuben, dan Mikha. Tiga ksatria yang aku bicarakan di awal. Apa kalian mengenalnya? Haruskah aku mengenalkan mereka pada kalian? Tenang, akan kuceritakan saat aku sampai di sekolah.

Jadi, mereka bertiga adalah pelindung Sang Putri yang kesepian. Menjemput mereka dari menara tak berpenghuni dengan awan hitam yang menyelimutinya. Tepat saat Putri merasa keputusasaannya akan abadi.
“Apakah kau yakin ada seorang putri di dalam menara ini?” Putri mendengar suara orang lain! Hal yang tak pernah ia dengan belakangan ini. Terlebih lagi suara itu terdengar khas, cukup kuat untuk memompa jantung Putri lebih cepat.
“Untuk memastikannya kita harus segera mencapai puncak menara ini!” Seseorang merespon. Orang itu tak sendiri. Putri terus berdoa agar mereka tetap berusaha untuk mencapai puncak kemudian menolongnya.
Kadang ia mendengar teriakan. Mengomandokan pada yang lain untuk berhati-hati. Kencangkan tali! Berpinjak pada sisi yang kokoh! Saling menyemangati agar bisa sampai di puncak menara. Perlahan muncul jari-jari yang terlihat kuat mencengkram tepi jendela menara. Tak lama ia menampakan wajahnya. Sangat tampan. Putri terdiam untuk beberapa saat, menikmati momen yang sangat ia tunggu. Tak lama muncul kembali dua orang yang berurutan masuk ke ruang puncak menara juga.


“Dor!” Ferrol mengangetkanku. Dia memang selalu begini, menganggu ritualku berdiam di singgasana menanti bel masuk berbunyi sambil tetap mendengarkan lagu-lagu para ksatriaku.
“Ferrol, udah berapa kali gue bilang. Jangan gangguin gue!” Ferrol tetap di tempatnya. Di depan tempat dudukku. Bangku urutan dua dari belakang. Yup, jadi aku duduk paling belakang di kelas. Tempat yang strategis untuk menghabiskan jam kosong dengan musik khas pembangkit semangat.
“Yakin nih nggak mau denger beritanya? Padahal ini tentang para ksatria lo loh.” Ya, aku menceritakan kisah itu juga pada Ferrol. Orang menyebalkan itu merangkap sebagai sahabatku. Sejauh ini dia pendengar yang baik, ya walaupun dia sering menjadikanku bahan candaan.
“Mau! Berita apa?” Jawabku antusias. Aku tak bisa berdiam diri kalau ini menyangkut para ksatriaku.
“Acara pensi nanti, sekolah kita mau ngundang mereka!” Rangsangan tiap selku berjalan cepat. Membuatku melonjak kegirangan mendengar berita itu.
“Tapi diganti jadi band lokal!” Saat itu juga aku meninju bahu Ferrol. Diam di tempatku semula. Membiarkannya dalam kesalahan.

Para ksatria itu menatap Putri lamat-lamat. Begitu juga dengan Putri. Entah apa yang ada dipikiran mereka. Suasana hening sekali, tak seperti dalam kisah Rapunzel, dimana Pangeran dan Rapunzel saling mencintai. Sepertinya mereka tak seperti itu.
“Terima kasih sudah datang menolongku.” Putri memulai percakapan.
“Tidak, harusnya kami yang berterima kasih. Karena Putri terus menunggu kedatangan kami.” Ksatria berambut keriting mengutarakan apa yang ada dipikirannya.
“Kami sudah mencari Putri ke manapun, sayang mereka sudah tidak ada di tempat. Entah melarikan diri, bunuh diri, atau sudah ditolong oleh ksatria lain.” Suara ksatria ini yang Putri dengar pertama kali. Suara yang khas dan menenangkan.
“Suatu kebanggan kami bisa bersama Putri menjelajahi Negeri, kami akan menjadi sayap pelindungmu.” Ksatria satu itu mengulurkan tangannya, Putri menyambut dengan perasaan haru. Belum pernah ia diperlakukan sebegini istimewa. Apalagi sentuhan ksatria ini sangat lembut, namun kuat mengenggam jari jemarinya.

Tet...tet...tet... Bel tanda masuk berbunyi. Aku langsung melepaskan headset lalu meletakkannya di dalam laci. Ferrol masih diam. Gengsi untuk minta maaf mungkin? Biarlah, aku ingin sesekali mengajarkannya untuk berhenti membuat candaan yang menyakiti orang lain. Jam pertama adalah kimia, tapi kenapa malah guru BK yang masuk?
“Anak-anak diharap berkumpul di Aula sekarang! Kita kedatangan tamu.” Seisi kelas bertukar pandangan. Menerka siapa tamu yang datang sampai kami harus dikumpulkan di Aula. Walaupun dalam hati aku yakin mereka berterima kasih pada tamu ini karena membuat mereka melewatkan jam kimia. Ferrol meninggalkan kelas duluan. Tanpa mengajakku, tak seperti biasanya kalau jam istirahat tiba. Bukankah seharusnya aku yang bersikap dingin begitu? Dasar gengsian!
Aku berjalan diantara kerumunan yang lain menuju Aula. Tentunya aku membawa serta headset dan mp3 playerku, untuk jaga-jaga kalau tamu itu tidak begitu menarik. Dari beberapa ocehan kecil siswa aku menyimpulkan bahwa tamu itu datang mendadak. Karena tak ada satupun yang tahu, mereka malah bertanya satu sama lain. Aku tak mau mendengar kicauan tak penting mereka, lebih baik aku mendengarkan lagu para ksatriaku.
“Auu.. Uu.. Haaa.. Aaa..” Apakah telingaku bermasalah? Kenapa aku mendengar seolah-olah Mikha benar-benar bernyanyi saat ini?
“Mikhaaa!!!” teriak para siswa histeris. Tunggu. Mikha? Dia tamunya? Aku langsung berlari mendekati pintu Aula, sampai seseorang menyeretku ke samping pintu Aula. Ferrol.
“Ferrol, apaan sih? Di Aula ada Mikha, lebih hebatnya lagi kalau di dalam ada The Overtunes! Gue mau ketemu mereka, Ferrol!” Bukannya melepaskanku, dia malah membawaku ke pintu belakang Aula. Backstage?!
“Biar lo puas, lo bisa masuk backstage sesuka lo. Mau foto, tanda tangan, peluk, apapun kecuali cium!” Ferrol membukakan pintu backstage. Aku melihat ada Andrew di sana. Dia tersenyum sambil melambaikan tangan. Manis sekali. Dia menepuk tempat kosong di sampingnya, mempersilahkan aku duduk di sana.
“Ferrol, thanks ini... Susah diungkapin Fer! Makasih ya, Fer.” Aku memeluk Ferrol erat, kemudian mengambil tempat di samping Andrew. Aku bicara sebentar pada Andrew lalu menuju pintu. Aku berniat ikut menikmati penampilan The Overtunes langsung. Ku lihat Ferrol berdiri di pintu masuk utama Aula, menatap The Overtunes dari kejauhan. Aneh sekali.
“Woy, ayo nontonnya deket-deket!” Aku menyeret Ferrol mendekati panggung.
“Kok lo nggak diem di backstage aja?” Tanya Ferrol padaku.
“Gue pengen denger mereka perform langsung, ngalirin energi mereka lewat musik yang mereka bawain. Langsung. Itu rasanya berkali-kali lipat dari dengerin mereka lewat mp3 player. Lagipula yang gue nikmatin musiknya, cara mereka nyiptain atmosfer lewat alat musik dan suara yang mereka bawain, mereka nggak sama kayak band lain, Fer. Bisa foto atau segala macem itu nomor sekian.” The Overtunes membawakan 8 lagu. Soulmate, A Thousand Years, Lost, Gravity, Pitchforks and Torches, Don’t You Worry, Viva La Vida, dan Gone Gone Gone. Aku sangat menikmati saat ini. Semangat dalam tubuhku mencapai titik maksimum. Begitu hebatnya mereka mempengaruhi mood seseorang. Jika ada kata yang mendefinisikan lebih dari bahagia mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan perasanku saat ini. Saat musik mereka mengalun memanjakan.


Aku adalah sayap pelindungmu, The Overtunes. Bersama Tunists kami melindungimu lewat dukungan tiada henti tiap langkahmu. Sekalipun kami tak selalu ada di dekat kalian, mengikuti setiap tapakan nyata kalian. Tapi kami menyalurkan dinding pelindung kami lewat kata yang tertulis di dunia maya, berusaha ada untuk meramaikan kehadiran kalian, memperkenalkan musik kalian pada manik mata yang ada di dekat kami. Karena kalian juga telah menjadi sayap pelindung kami. Melindungi kami dari perasaan sepi, jatuh, atau apapun yang membuat kami terpuruk. Hanya dengar lantunan ajaib itu, kalian telah melindungi kami. Tanpa harus mengawal kami dalam nyata.

1 comment:

ayo komentar postingan ini, pasti komentar kalian akan sangat berguna buat saya khususnya. komentar ya....